Brand fashion bangkrut di 2019 menyeret beberapa nama tenar secara global. Banyak yang tidak menyangka hal ini terjadi pada mereka, tapi itulah kenyataannya.
WartaBerita.Net | JAKARTA – Bisnis fashion retail menghadapi tantangan berat dalam beberapa tahun terakhir ini, termasuk di 2019. Sepanjang tahun ini banyak brand fashion, retailer maupun department store yang terpaksa mengajukan bangkrut hingga benar-benar tutup.
Persaingan bisnis dan pergeseran gaya hidup disinyalir menjadi beberapa penyebab terjadinya senjakala retail fashion. Ini 5 brand fashion bangkrut di 2019:
Roberto Cavalli
Pada April 2019, Roberto Cavalli mengajukan kebangkrutan Chapter 7, sebagai usahanya melindungi bisnis dari lebih dari 200 kreditor, seperti dilaporkan Fashion Law. Brand asal Italia ini juga menutup semua toko yang berbasis di Amerika Serikat.
Label Roberto Cavalli akhirnya dibeli oleh Damac, pengembang real estate pada Juli 2019. Perusahaan berbasis di Dubai itu membeli 100 persen saham Roberto Cavalli.
Barneys New York
Barneys New York mengajukan kebangkrutan Chapter 11 pada Agustus 2019. Seperti dikutip dari CNBC, department store yang berdiri pada 1923 ini menjual bisnisnya untuk pembiayaan kembali di tengah tingginya harga sewa dan penurunan penjualan.
Barneys New York juga akan menutup 15 tokonya yang tersebar di Chicago, Las Vegas dan Seattle pada 2020. Ini merupakan kali kedua Barneys New York mengajukan kebangkrutan, yang pertama pada 1996.
Sonia Rykiel
Pada Juli 2019, brand high end asal Prancis, Sonia Rykiel, mengajukan kebangkrutan setelah mengalami berbagai kendala untuk mendapatkan pembeli.
Namun Jumat (20/12/2019) lalu, toko fashion online Showroomprive mengumumkan bahwa Ronia Rykiel akan kembali ke industri fashion pada 2020.
Aset Sonia Rykiel dijual kepada Eric dan Michael Dayan, dua kakak-beradik pendiri Showroomprive. Showroomprive sendiri merupakan perusahaan e-commerce asal Prancis yang berdiri sejak 2006.
Brand Fashion bangkrut di 2019 Paling Tak Terduga: Forever 21
Salah satu brand fashion bangkrut di 2019 yang tak terduga bakal terjadi menimpa Forever 21.
Pada September 2019, Forever 21 mengumumkan kebangkrutan setelah berdiri selama 35 tahun dan akan menutup 178 dari 800 toko yang tersebar di berbagai wilayah Amerika Serikat.
Sebagai informasi, Forever 21 merupakan perusahaan ritel yang bermarkas di Los Angeles dan didirikan sejak 1984.
Pernah merajai pasar fast fashion dunia, Forever 21 sempat memiliki 800 toko di 57 negara. Namun saat ini, per 2019 – 2020, toko offline-nya tinggal 623 yang tersebar di 40 negara.
Payless
Retailer sepatu Payless umumkan bangkrut di 2019. Tepatnya pada Februari 2019, Payless menutup semua gerainya di Amerika Serikat dan Puerto Rico.
Sebanyak 2.100 toko berhenti beroperasi mulai Maret 2019. Dilansir CNBC, kebangkrutan terjadi karena Payless memiliki utang sekitar USD 470 juta (Rp 6,6 triliun).
Payless pertama kali juga pernah mengajukan pailit pada April 2017, dan menutup hampir 700 toko. Kebangkrutan tersebut membuat 16 ribu pegawai dari ritel sepatu yang telah berbisnis selama 63 tahun itu kehilangan pekerjaan.[WB]
Temukan berbagai artikel paling menarik, teraktual dan terpopuler lainnya dari WartaBerita.Net di GoogleNews |