Penularan COVID-19 lewat udara akhirnya terkonfirmasi oleh WHO lewat laporan terbaru badan dunia itu. Pakar kesehatan mencibir laporan itu.
WartaBerita.Net | LONDON –WHO telah mengungkap penularan COVID-19 lewat udara, bukan melalui droplet, berdasarkan laporan terbaru hasil penelitian para pakar kesehatan.
Sebelumnya, diketahui WHO bersikeras bahwa paparan droplet dari orang sakit ke mata, hidung, dan mulut orang lain merupakan cara utama penularan virus pernapasan. Namun, laporan terbaru dari WHO menyatakan penularan COVID-19 lewat udara, dan bahwa penyebaran melalui droplet mungkin tidak sepenuhnya benar.
Laporan Terbaru WHO Soal Penularan COVID-19 Lewat Udara
Hasil penelitian yang melibatkan 50 pakar dari berbagai bidang menunjukkan bahwa sebagian besar virus pernapasan menyebar melalui udara. Ini berarti seseorang lebih cenderung tertular flu hingga COVID-19 karena menghirup udara yang mengandung virus.
Laporan hasil penelitian ini merangkum hasil kerja 50 pakar dari berbagai bidang, mulai dari virologi, epidemiologi, ilmu aerosol, hingga bioengineering. Penelitian ini berlangsung secara berkesinambungan selama dua tahun guna mendapatkan bukti-bukti baru mengenai cara penyebaran bakteri dan virus airborne.
Penelitian selama dua tahun ini mengindikasikan bahwa paparan droplet dari orang sakit ke mulut, hidung, dan mata tidak berperan signifikan dalam penularan virus. Begitu juga dengan penularan melalui tangan yang menyentuh benda terkontaminasi virus.
Penularan melalui tangan yang tidak dibersihkan setelah menyentuh benda terkontaminasi virus juga dinilai tidak terlalu berarti. Penularan virus pernapasan melalui tangan memang masih terjadi, namun lebih umum pada anak-anak kecil.
Sebagaimana dilansir dari News Medical, spesialis keamanan dan kesehatan okupasi, Peg Seminario, bahkan secara sinis menyamakan transmisi virus COVID-19 melalui droplet sama halny dengan teori bumi datar.
“Dogma bahwa droplet memainkan peran besar dalam transmisi (virus pernapasan) berada dalam posisi yang sama seperti teori ‘bumi datar’ saat ini,” ungkapnya.
Beberapa ahli virologi menyambut baik temuan soal penularan COVID-19 lewat udara ini, meskipun mereka menyesalinya karena baru muncul setelah pandemi berakhir.
Sebagai catatan, WHO sebelumnya enggan mengategorikan COVID-19 sebagai penyakit airborne. Saat itu, COVID-19 masuk kategori penyakit menular lewat droplet. Namun, pada 2020, WHO menyebutkan bahwa penularan COVID-19 lewat udara, sama halnya seperti tuberkulosis dan campak.