

WartaBerita.Net | JAKARTA — Niat puasa Dzulhijjah, seperti juga niat yang mengawali ibadah-ibadah lainnya agar kualitas ibadah tersebut menjadi sempurna dan dijalankan sebaik-baiknya bagi yang menunaikan ibadah tersebut.
Bagi umat Islam, bulan Dzulhijjah termasuk bulan yang dinantikan kehadirannya. Mengapa? Karena banyaknya keutamaan, terutama dalam hal ibadah, yang patut dijalankan dan diamalkan karena banyaknya ganjaran pahala di bulan yang termasuk dalam golongan bulan Haram ini.
Salah satu amalan ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan dalam bulan ini adalah melakukan ibadah puasa sunnah pada bulan Dzulhijjah. Melaksanakan puasa di bulan Dzulhijjah ini sebagaimana tertera dalam sebuah hadist dari Hunaidah bin Kholid.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, …” (HR. Abu Daud no. 2437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dalam artikel ini, akan dibahas niat puasa Dzulhijjah, dan juga ibadahnya, sebagaimana dirangkum dari beberapa sumber terkait.
Berapa hari puasa dzulhijjah
Pertanyaan yang sering muncul adalah: “Berapa hari puasa dzulhijjah?” Jawabannya, saat memasuki bulan Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa selama 9 hari.
Nah, pertanyaan berikutnya yang muncul adalah: “Bolehkah puasa Dzulhijjah tidak dilaksanakan selama 9 hari?
Meskipun umat muslim dianjurkan untuk berpuasa selama 9 hari, namun ada sebagian umat muslim tidak berpuasa kurang dari 9 hari. Dan, karena puasa Dzulhijjah ini sifatnya tidak wajib alias sunnah, maka diperbolehkan untuk tidak berpuasa selama 9 hari berturut-turut.
Hal ini merujuk pada sebuah riwayat dari Aisyah RA yang menyebutkan, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada sepuluh hari bulan Dzulhijah sama sekali.” (HR. Muslim no. 1176).
Melalui hadist tersebut, Ibnu Hajar Al Asqalani memiliki pendapat bahwa Rasulullah SAW meninggalkan puasa karena ketika itu khawatir bahwa umatnya menganggap puasa tersebut wajib.

Amalan Ibadah di Bulan Dzulhijjah
Ada beberapa amalan ibadah di bulan Dzulhijjah yang dianjurkan bagi kaum muslim. Yang paling populer tentu saja ibadah haji bagi yang mampu, sebagaimana termaktub sebagai Rukun Islam kelima. Ibadah berikutnya adalah salat Idul Adha. Kemudian, dilanjutkan dengana ibadah kurban, juga bagi yang mampu.
Tak hanya ibadah-ibadah itu, kaum muslim juga dianjurkan untuk menjalankan ibadah puasa sunnah di 9 hari pertama bulan Dzulhijjah. Tentu saja, ibadah puasa itu diawali dengan membaca niat puasa Dzulhijjah.
Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar juga memberikan anjuran untuk memperbanyak ibadah sunah seperti puasa dan zikir. Ibadah-ibadah itu agar diperbanyak pada sepuluh hari awal Dzulhijjah. Berikut penjelasannya:
“Ketahuilah bahwa disunahkan memperbanyak zikir pada sepuluh awal Dzulhijjah dibanding hari lainnya. Dan di antara sepuluh awal itu memperbanyak zikir pada hari Arafah sangat disunahkan.”
Ibadah puasa Dzulhijjah ini dijalankan selama 9 hari sebelum hari perayaan Idul Adha. Salah satu kemudahannya, selain merupakan ibudah sunnah, ibadah puasa ini juga dapat digabungkan dengan puasa sunnah lainnya seperti puasa Senin Kamis.
Baca juga:
Wukuf Arafah 2022, Arab Saudi Tetapkan Jumat 8 Juli dan Idul Adha 9 Juli

Niat Puasa Dzulhijjah
Ibadah puasa Dzulhijjah berlangsung sejak tanggal 1 sampai 9. Pada tanggal 8 Dzulhijjah, ibadah puasanya disebut puasa Tarwiyah. Sementara, ibadah puasa pada tanggal 9 dinamakan puasa Arafah. Pada tanggal 9 ini, para jemaah haji berkumpul di padang Arafah sebagai syarat wajib pelaksanaan ibadah haji.
Niat puasa sunnah ini boleh dibaca sebelum melaksanakan atau saat akan melaksanakan puasa tersebut. Namun, bisa juga dibaca usai ibadah sahur atau pada pagi harinya.
Berikut adalah bacaan niat puasa Dzulhijjah pada tanggal 1 hingga tanggal 7.
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
“Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta‘ala”. Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’ala”.
Bacaan niat puasa ini sama untuk puasa hari pertama hingga hari ketujuh Dzhulhijjah.

Keutamaan Puasa Dzulhijjah
Pada bulan Dzulhijjah, banyak peristiwa besar terjadi dan mengiringi perjalanan sejarah Islam. Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan dengan banyak keutamaan. Secara umum, keutamaan menjalankan ibadah puasa sunnah pada 9 hari awal bulan Dzulhijjah adalah mendapatkan pahala berlipat, penghapusan dosa, serta pembebasan dari api neraka.
Secara lebih spesifik, berikut ini adalah sejumlah keutamaan pahala bagi kaum muslim yang menjalankan puasa Dzulhijjah dari hari ke hari selama 9 hari di awal bulan tersebut.
1 Dzulhijjah
Pada 1 Dzulhijjah, Allah SWT mengampuni Nabi Adam AS di Padang Arafah. Itulah sebabnya, seseorang yang menunaikan puasa Dzulhijjah pada hari tersebut dapat memperoleh pengampunan dosa dari Allah SWT.
2 Dzulhijjah
Pada tanggal ini, Allah SWT mengabulkan doa Nabi Yunus AS dan mengeluarkannya dari perut ikan Nun. Muslimin atau muslimat yang dapat melaksanakan puasa pada hari tersebut, terhitung sama seperti beribadah dan berpuasa satu tahun tanpa bermaksiat.
3 Dzulhijjah
Pada tanggal 3 Dzulhijjah, Allah SWT mengabulkan doa Nabi Zakaria AS. Seseorang yang menjalankan ibadah puasa pada hari tersebut insya Allah akan dikabulkan doanya.
4 Dzulhijjah
Tanggal 4 Dzulhijjah menjadi tanggal kelahiran Nabi Isa AS. Keutamaan berpuasa Dzulhijjah pada tanggal ini yaitu, diangkatnya kesusahan dari diri seseorang dan dikumpulkannya dirinya bersama orang mulia pada hari kiamat nanti.
5 Dzulhijjah
Tanggal 5 Dzulhijjah adalah hari di mana Nabi Musa AS dilahirkan dan dimuliakan munajatnya. Seorang muslim yang berpuasa pada hari tersebut, niscaya mendapatkan keutamaan terlepas dari sifat munafik dan siksa kubur.
6 Dzulhijjah
Tanggal 6 Dzulhijjah, tanggal dimana Allah SWT membukakan pintu kebaikan semua nabi. Maka dari itu, mereka yang mampu menunaikan ibadah puasa pada tanggal ini, Allah SWT akan memandangnya dengan penuh rahmat serta kasih sayang.
7 Dzulhijjah
Tanggal 7 Dzulhijjah adalah waktu ketika pintu neraka dikunci dan tidak akan dibuka sebelum 10 Dzulhijjah. Kaum muslimin yang berpuasa pada tanggal tersebut akan dihindarkan dari pintu kemelaratan dan kesukaran serta dibukakan 30 pintu kemudahan baginya.
8 Dzulhijjah
Di tanggal 8 Dzulhijjah ini, bertepatan dengan puasa Tarwiyah, keutamaan bagi siapa yang dapat berpuasa sunnah pada tanggal tersebut, insya Allah akan dihapuskan dosa-dosanya pada tahun lalu.
9 Dzulhijjah
Tanggal 9 Dzulhijjah yang bertepatan dengan puasa Arafah mengandung keutamaan, barang siapa kaum muslimin yang menunaikannya akan mendapatkan kemuliaan sebagai berikut:
- Allah akan memberi keberkahan pada kehidupannya.
- Bertambah harta.
- Allah niscaya menjamin kehidupan rumah tangganya.
- Dibersihkan dirinya dari segala dosa dan kesalahan setahun yang telah lalu.
- Dibersihkan dari segala dosa setahun ke depan.
- Dilipatgandakan amal dan ibadahnya.
- Akan dimudahkan kematiannya.
- Kuburnya akan terang-benderang selama di alam Barzah.
- Allah akan memberatkan timbangan amal baiknya di Padang Mahsyar.
- Diselamatkan dari kejatuhan kedudukan di dunia, serta dinaikkan martabatnya di sisi Allah SWT.
Selain itu, sebagaimana disebutkan dalam Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al Ghazali, bahwasanya sepuluh hari awal bulan Dzulhijjah adalah hari-hari amal sholeh yang amat dicintai oleh Allah SWT. Imam Al Ghazali merujuknya berdasarkan hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah:
“Tidak ada hari yang amal sholeh, lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 hari pertama bulan Dzulhijjah). Sesungguhnya berpuasa satu hari di dalamnya membandingi berpuasa satu tahun. Melakukan Sholat malam didalamnya membandingi sholat malam pada malam Lailatul Qadar. Salah seorang sahabat bertanya ‘Apakah lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah?’ Beliau bersabda, ‘Iya. Lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid)’.” (HR At Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Puasa Tarwiyah
Berikutnya, ini adalah niat puasa Dzulhijjah pada tanggal 8, atau disebut juga puasa tarwiyah, karena berlangsung hari Tarwiyah, yaitu satu hari sebelum hari Arafah.
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
“Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta‘ala”. Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’ala”.
Puasa Arafah
Ibadah puasa pada tanggal ini disebut Puasa Arafah, karena dilaksanakan pada Hari Arafah yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Berikut niat Puasa Arafah:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
“Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala”. Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’ala”.
Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW menjelaskan tentang perintah melaksanakan puasa Arafah sebagai berikut.
“Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).

Demikian penjelasan tentang niat puasa Dzulhijjah yang dilaksanakan pada 9 hari pertama bulan tersebut, termasuk juga amalan dan keutamaannya. Semoga dapat menjadi pencerahan. Selamat menunaikan ibadah puasa Dzulhijjah bagi umat agama Islam dan seluruh kaum muslimin dan muslimat yang menjalankannya, dan jangan lupa untuk niat puasa Dzulhijjah saat menjalankannya. [WB]