
Prediksi dolar AS melemah di tengah kebijakan kontroversial Donald Trump. Simak 6 faktor utama yang bisa membuat nilai tukar dolar anjlok dan dampaknya bagi ekonomi global. | WartaBerita.Net -- Ilustrasi (Kru Pewarta)
Prediksi dolar AS melemah di tengah kebijakan kontroversial Donald Trump. Simak 6 faktor utama yang bisa membuat nilai tukar dolar anjlok dan dampaknya bagi ekonomi global.
WartaBerita.Net | JAKARTA – Dalam dinamika ekonomi global saat ini, satu isu utama yang terus menjadi perhatian investor dan pelaku pasar adalah prediksi pelemahan Dolar AS.
Di bawah masa pemerintahan Donald Trump yang kedua, ada sejumlah kebijakan dan arah strategis yang memicu kekhawatiran besar terhadap stabilitas ekonomi Amerika Serikat.
Prediksi Dolar AS Terus Anjlok Dari 6 Faktor Ini
Berdasarkan rangkuman yang beberapa sumber ekonomi global pada Rabu (16/4/2025), WartaBerita.Net mengungkapkan setidaknya ada 6 faktor utama yang menyebabkan Dolar AS akan terus melemah.
1. Tarif dan Proteksionisme yang Tidak Efektif
Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Trump, meskipun bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri, justru menimbulkan kekhawatiran besar akan gangguan rantai pasokan global.
Pandemi COVID-19 telah mengajarkan bahwa rantai pasok sangat rentan, dan kebijakan proteksionis dapat memicu kejutan inflasi yang lebih besar dari yang diperkirakan, dan jadi prediksi Dolar AS bakal terus melemah.
2. Pertumbuhan Ekonomi AS yang Di Bawah Tren
Awalnya, Trump didukung oleh agenda pertumbuhan seperti pemangkasan pajak dan deregulasi. Namun kini, arah kebijakan menjadi tidak jelas dan penuh ketidakpastian.
Tarif dan kebijakan fiskal yang tidak konsisten berpotensi menjadi hambatan utama bagi pertumbuhan, terutama jika The Fed harus mempertahankan suku bunga tinggi untuk menekan inflasi.
3. Defisit Anggaran yang Membengkak
Dengan defisit mencapai 7% dari PDB, bahkan ketika tingkat pengangguran rendah, mulai terlihat di pasar obligasi yang mulai menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran.
Jika rencana Trump untuk meningkatkan belanja negara tanpa reformasi fiskal dilanjutkan, defisit bisa menyentuh angka 10% dari PDB, yang berisiko memicu krisis keuangan atau gejolak politik di masa depan.
4. Erosi Terhadap Aturan dan Lembaga Internasional
Dolar AS selama ini dianggap sebagai mata uang global yang stabil berkat kepercayaan pada hukum dan lembaga internasional seperti NATO, WTO, dan WHO.
Namun, pendekatan Trump yang cenderung merusak institusi global dapat menggoyahkan kepercayaan dunia terhadap kekuatan dolar. Beijing bahkan mulai meragukan dominasi AS dalam perlindungan kekayaan intelektual.
5. Kebijakan Imigrasi yang Tidak Jelas
Kebijakan keras terhadap imigran ilegal berpotensi memicu inflasi di sektor pertanian dan jasa — dua sektor yang sangat bergantung pada tenaga kerja murah.
Tidak adanya kebijakan yang konsisten atau jelas membuat ketidakpastian ini terus membayangi pasar dan memperburuk prediksi nilai dolar.
6. Ancaman Terhadap Independensi The Fed
Meskipun bersifat tail risk, keputusan pengadilan yang mengizinkan Trump memecat pejabat tinggi di lembaga federal membuka kemungkinan intervensi terhadap Federal Reserve. Jika independensi The Fed terganggu, dan digantikan oleh loyalis politik, maka nilai Dolar AS sangat mungkin tertekan akibat kebijakan moneter yang terlalu longgar.
Dolar AS Terancam Melemah Jika Ketidakpastian Berlanjut
Prediksi Dolar AS ke depan sangat tergantung pada arah kebijakan pemerintahan Trump selanjutnya. Kombinasi antara proteksionisme, defisit fiskal tinggi, pelemahan lembaga internasional, serta ancaman terhadap independensi bank sentral, berpotensi besar melemahkan daya tarik dolar sebagai aset aman global.
Para investor dan pelaku pasar perlu lebih waspada terhadap arah kebijakan fiskal dan moneter AS, serta dampaknya terhadap nilai tukar dan stabilitas global. [WB]
Temukan berbagai artikel paling menarik, teraktual dan terpopuler lainnya dari WartaBerita.Net di GoogleNews |