Risiko gagal utang AS membuat gejolak harga emas dunia semakin dinamis. Investor mengkhawatirkan kemungkinan AS gagal bayar.
WartaBerita.Net | JAKARTA – Harga emas kembali turun dibawah USD 2.000 per ons. Penurunannya pun hingga USD 30, hal ini dikarenakan terkait isu batas utang Amerika Serikat atau debt ceiling.
Dilansir dari Kitco News, Kamis (18/5/2023), sebelumnya Menteri Keuangan AS Janet Yellen telah mengingatkan bahwa isu batas utang AS tersebut akan mendatangkan bencana bagi perekonomian dan sektor keuangan, termasuk harga emas juga diproyeksikan terus menurun.
“Dalam penilaian saya dan para ekonom di seluruh dunia default AS akan menghasilkan bencana ekonomi dan keuangan. Kegagalan akan membuka pondasi di mana sistem keuangan kita dibangun. Sangat bisa dibayangkan bahwa kita akan melihat sejumlah pasar keuangan pecah dengan kepanikan di seluruh dunia yang memicu margin call, run, dan pemadaman penjualan,” kata Yellen.
Yellen memperingatkan, isu debt ceiling bisa berdampak cukup besar, ia memprediksi lebih dari 8 juta orang Amerika Serikat akan kehilangan pekerjaan, kepercayaan bisnis dan konsumen menurun, hingga pasar saham terancam terpangkas hingga 45 persen.
“Ditemukan bahwa hal itu dapat menyebabkan penurunan separah Resesi Hebat. Dalam simulasinya, lebih dari 8 juta orang Amerika akan kehilangan pekerjaan. Kepercayaan bisnis dan konsumen terpukul secara substansial. Nilai pasar saham terpangkas sekitar 45 persen,” ujarnya.
Risiko Gagal Bayar Utang AS Bikin Gejolak di Pasar Logam Mulia
Sementara itu, pasar logam mulia sedang menunggu katalis baru. Pada hari Selasa (16/5) perlambatan ekonomi China membebani ekspektasi permintaan untuk logam mulia. Juga, indeks dolar AS yang lebih kuat dengan minyak mentah yang lebih lemah menambah tekanan pada emas.
“Emas lebih rendah karena Wall Street menunggu pembaruan yang berarti dengan pembicaraan plafon utang,” kata analis pasar senior OANDA Edward Moya.
Menurut Moya, terlalu selain risiko gagal bayar utang AS, ada banyak risiko yang tersisa bagi investor untuk melakukan ofensif. Penghindaran risiko bisa mendapat dorongan dari ketakutan perbankan regional, drama plafon utang, dan konsumen yang melemah, tetapi kemungkinan akan datang dari katalis baru.
Harga Emas Dunia Hari Ini Turun Lagi Gara-Gara Dolar AS Menguat
Sebelumnya, harga emas sudah turun pada perdagangan Rabu (Kamis (18/05/2023) waktu Jakarta).
Tergelincirnya harga emas dunia dipicu oleh dolar Amerika Serikat (AS) menguat setelah komentar hawkish dari pejabat Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) yang menimbulkan keraguan atas penurunan suku bunga tahun ini.
Dikutip dari CNBC, Kamis (18/5/2023), harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD 1.981,39 per ons setelah menyentuh level terendah sejak 27 April. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,4 persen ke level USD 1.984,90.
Analis Senior Kitco Metals Jim Wyckoff menyatakan, lonjakan dolar AS, sebagian didorong oleh pejabat The Fed yang umumnya condong ke arah hawkish secara keseluruhan, telah membebani pasar logam.
Dia mengatakan default utang AS bisa bullish untuk emas, tetapi sebagian besar pasar tampaknya tidak setuju.
Presiden AS Joe Biden dan anggota Kongres terkemuka dari Partai Republik Kevin McCarthy menggarisbawahi tekad mereka untuk segera mencapai kesepakatan guna menaikkan plafon utang.
Kurs dolar AS pun tellah mencapai level tertinggi dalam tujuh minggu, mengikis daya tarik terhadap emas batangan sebagai tempat investasi yang aman.
Menggarisbawahi tekad The Fed untuk mengekang inflasi, Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan pada hari Selasa bahwa “terlalu dini untuk berbicara tentang penurunan suku bunga,”
Suku Bunga The Fed
Sementara Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan suku bunga belum pada titik di mana ia dapat bertahan stabil.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters melihat suku bunga The Fed stabil tahun ini. Suku bunga tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan dengan hasil nol.
Pedagang menilai ada peluang sekitar 67 persen dari The Fed untuk mempertahankan suku bunga pada bulan Juni, dengan pemotongan masih diharapkan di akhir paruh kedua tahun ini.
“Kami masih mencari harga yang lebih tinggi selama 12 bulan ke depan, dengan emas diperkirakan mencapai USD 2.200/oz, tetapi kenaikan harga berikutnya kemungkinan akan terjadi ketika nada Fed bergeser ke lebih dovish,” kata Analis UBS Giovanni Staunovo.
Selain harga emas, harga perak sebagian besar datar di USD 23,74 per ons. Harga platinum naik 1,1 persen menjadi USD 1.068,74, sementara paladium turun 0,9 persen menjadi USD 1.488,23. [WB]
Temukan berbagai artikel paling menarik, teraktual dan terpopuler lainnya dari WartaBerita.Net di GoogleNews |