WartaBerita.Net | JAKARTA – Joe Biden mengatakan akan berbicara dengan Presiden Cina, Xi Jinping, dalam waktu dekat ini guna menurunkan ketegangan kedua negara.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Senin (13/03/2023) mengatakan, bahwa dia berencana untuk berbicara dengan Presiden China Xi Jinping segera.
Hal ini terjadi karena Gedung Putih semakin menunjukkan keinginannya agar kedua pemimpin terhubung. Pasalnya, situasi hubungan antara AS dan China sedang penuh ketegangan yang meningkat.
Joe Biden Menjawab
Joe Biden saat ditanya dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak di San Diego, California, apakah dia akan berbicara dengan Xi segera dan menjawab, “ya.”
Sayangnya, Joe Biden tidak memberikan spesifik lebih lanjut mengenai kapan mereka akan berbicara.
Sebagai informasi, Biden berada di San Diego pada Senin (13/3/2023) bersama Sunak dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. Di San Diego, ketiganya mengumumkan kesepakatan untuk memberikan Australia kapal selam bertenaga nuklir.
Kesepakatan lainnya adalah meningkatkan patroli kapal selam sebagai upaya untuk memperkuat kemampuan pertahanan di Indo-Pasifik.
Langkah ini diambil sebagai tindakan pengimbang terhadap China. Presiden mengabaikan saran bahwa pengumuman tersebut akan dianggap sebagai tindakan agresi oleh China.
Keterangan Resmi
Penasihat keamanan nasional Jake Sullivan sebelumnya pada hari Senin mengatakan kepada wartawan, bahwa Gedung Putih mengharapkan Biden dan Xi untuk berbicara sekarang setelah Kongres Rakyat Nasional, sebuah konvensi legislatif tahunan China, berakhir.
“Jadi, pada suatu saat dalam periode yang akan datang, saya tidak dapat memberi Anda tanggal, karena belum ada tanggal yang ditetapkan , tetapi Presiden Biden telah menunjukkan kesediaannya untuk melakukan percakapan telepon dengan Presiden Xi begitu mereka kembali dan dalam keadaan siap dari Kongres Rakyat Nasional,” kata Sullivan di atas Air Force One.
Belum Ada Komunikasi Sejak Insiden Balon
Joe Biden dan Xi Jinping diketahui belum berbicara sejak militer AS bulan lalu menembak jatuh balon mata-mata China. Balon mata-mata China itu ditembak dekat dengan pantai South Carolina setelah melintasi sebagian besar wilayah Amerika Serikat.
Setelah mendeteksi balon tersebut, pejabat AS menjelaskan bagaimana China memiliki program pengawasan balon dalam skala besar, dan mengatakan bahwa balon-balon lain telah memasuki wilayah udara AS dalam beberapa tahun terakhir tetapi tidak terdeteksi pada saat itu.
Ketegangan antara Washington dan Beijing juga meningkat seiring laporan bahwa China sedang mempertimbangkan memberikan bantuan kepada Rusia untuk perangnya di Ukraina.
Namun sejauh ini, pejabat administrasi Biden mengatakan mereka belum melihat tanda-tanda bahwa China telah memberikan bantuan apa pun. [WB]
Temukan berbagai artikel paling menarik, teraktual dan terpopuler lainnya dari WartaBerita.Net di GoogleNews |