
Perang Rusia-Ukraina yang telah berjalan selama lebih dari tiga tahun memasuki babak baru. Presiden AS Donald Trump membawa kebijakan baru yang membuat Eropa berada di persimpangan jalan. | WartaBerita.Net -- Kolase grafis Zelenskyy dan Trump (Grafis: Kru Pewarta)
Perang Rusia-Ukraina yang telah berjalan selama lebih dari tiga tahun memasuki babak baru. Presiden AS Donald Trump membawa kebijakan baru yang membuat Eropa berada di persimpangan jalan.
WartaBerita.Net | BRUSSEL – Tiga tahun lebih setelah dimulainya perang di Ukraina, dunia menyaksikan perubahan besar dalam tatanan global.
Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump mengguncang fondasi sistem internasional yang selama ini memberikan rasa aman bagi Eropa. Bagi benua ini, situasi tersebut hanya menyisakan satu pilihan.
Pada 24 Februari 2022, Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, menyampaikan pesan kepada publik: “Saudara-saudara sekalian, hari ini kita terbangun di dunia yang berbeda. Rusia, yang sebelumnya telah menguasai wilayah timur Ukraina dan menganeksasi Semenanjung Krimea pada 2014, kini melancarkan invasi ke seluruh negeri, menyerang negara berdaulat di dekat perbatasan Eropa.”
Perang Rusia-Ukraina Telah Berlangsung Lebih 3 Tahun
Hingga kini, setelah lebih dari 3 tahun, Ukraina terus mempertahankan diri melawan tentara Rusia yang jumlahnya jauh lebih besar. Negara-negara Barat mendukung dengan sanksi terhadap Moskow, pengiriman senjata, dan bantuan finansial—namun semua itu belum cukup untuk memaksa Presiden Rusia, Vladimir Putin, mundur.
Meskipun puluhan ribu tentaranya tewas dan ekonomi Rusia mengalami krisis, Putin tetap melanjutkan agresinya.vNamun kini, tampaknya Putin berhasil bertahan cukup lama.
Perubahan Kebijakan Amerika Serikat
Amerika Serikat di bawah Trump secara efektif telah membatalkan aliansi dukungan untuk Ukraina. Presiden Trump bernegosiasi langsung dengan Putin untuk mengakhiri perang—tanpa melibatkan Ukraina maupun Eropa.
Meskipun setelah tiga tahun invasi besar-besaran, penghentian pertumpahan darah bisa dianggap sebagai kabar baik, cara Washington menangani situasi ini mengguncang dasar-dasar tatanan berbasis norma yang dijunjung oleh demokrasi liberal.
Trump tidak hanya mengembalikan Putin ke panggung dunia dan berencana memenuhi tuntutan utama Moskow, seperti menolak keanggotaan NATO bagi Ukraina.
Pada Selasa (18/2/2025) lalu, Trump bahkan menyalahkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, atas berlarutnya agresi Rusia. Dia menyatakan bahwa kepemimpinan di Kyiv “telah membiarkan terjadinya perang yang seharusnya tidak pernah terjadi” dan menambahkan, “Kalian seharusnya tidak memulainya. Kalian bisa membuat kesepakatan.”
Menyalahkan negara berdaulat yang rakyatnya dibombardir, disiksa, dan diperkosa atas penderitaan mereka sendiri? Pernyataan semacam ini tidak hanya keliru, tetapi juga sangat berbahaya. Putin tidak hanya mengincar Ukraina; dia menginginkan tatanan keamanan yang sepenuhnya berbeda di Eropa—satu yang tidak sejalan dengan dunia bebas tempat kita hidup dan yang diinginkan Ukraina untuk bergabung. Jika Trump tidak menyadari hal ini, itu adalah masalah serius. Lebih buruk lagi jika dia menyadarinya, tetapi tetap membiarkan Putin bertindak sesuka hati.
Langkah untuk Eropa
Menghadapi perkembangan terkini dalam perang Rusia-Ukraina ini, Eropa kini hanya memiliki satu pilihan, dan dalam hal ini, pemerintahan AS yang baru memang benar:
Pertama, meningkatkan anggaran pertahanan secara signifikan. Eropa harus mengambil langkah konkret untuk memperkuat kemampuan militernya guna menghadapi ancaman yang semakin nyata.
Kedua, memberikan dukungan maksimal kepada Ukraina. Ini penting untuk memastikan posisi tawar yang kuat bagi Ukraina dalam negosiasi perdamaian di masa depan.
Ketiga, mempersiapkan diri untuk melindungi benua secara mandiri. Dalam jangka menengah, Eropa harus siap menjaga keamanannya tanpa terlalu bergantung pada Amerika Serikat.
Wakil Presiden AS, J.D. Vance, dalam Konferensi Keamanan Munich, mempertanyakan apakah orang Eropa benar-benar memahami apa yang mereka pertahankan di perang Rusia-Ukraina ini. Jawabannya jelas: “Mempertahankan kebebasan bagi negara-negara berdaulat untuk menentukan nasib mereka sendiri.” [WB]
Temukan berbagai artikel paling menarik, teraktual dan terpopuler lainnya dari WartaBerita.Net di GoogleNews |