WartaBerita.Net | JAKARTA – Rumor Presiden China Xi Jinping ditahan dan telah terjadi kudeta di China telah viral sejak Sabtu (24/9/2022) di ranah media sosial. Kabarnya, bahkan Xi Jinping ditahan dan menjadi tahanan rumah.
Rumor tersebut viral dan bahkan menjadi salah satu topik trending topik di platform medsos Twitter, dengan hestek #ChinaCoup.
Sebagaimana dikutip dari Newsweek, Minggu (25/9/2022), rumor Xi Jinping ditahan dengan hestek trending tersebut terjadi setelah puluhan ribu pengguna medsos di Twitter menyebarkan desas-desus. Sayangnya, rumor yang belum dikonfirmasi itu menyatakan bahwa presiden China Xi Jinping ditahan dan digulingkan oleh Tentara Pembebasan Rakyat China.
Sementara, dikutip dari Times of India, rumor bahwa Xi Jinping digulingkan dalam kudeta. Disebutkan, kudeta itu mulai berlangsung saat Xi Jinping pergi ke Samarkand untuk menghadiri KTT SCO mulai 14 September 2022 lalu.
Rumor Xi Jinping Ditahan Bagian dari Agenda Anti Presiden China
Sayangnya, tidak ada laporan yang mengonfirmasi desas-desus tersebut. kementerian luar negeri China pun diam, tanpa laporan tentang masalah ini dari media China juga. Beberapa situs web mengatakan desas-desus itu tidak berdasar dan mereka adalah bagian dari konspirasi anti Xi Jinping.
Desas-desus ini datang sebelum Kongres Nasional ke-20 pada 16 Oktober 2022 mendatang. Pada kongres ini, diperkirakan Xi Jinping akan mengamankan kekuasaan untuk masa jabatan ketiga dari lima tahun yang belum pernah terjadi sebelumnya bertahun-tahun.
Hukuman Mati Bagi Kpruptor Jadi Pemicu?
Awal pekan ini, dua mantan menteri telah dijatuhi hukuman mati karena korupsi. Kebijakan hukuman mati ini sebagai bagian dari rencana Xi Jinping terkait pemberantasan korupsi. Tetapi, para menteri yang dijatuhi hukuman mati itu ditengarai adalah bagian dari faksi politik anti Xi Jinping.
Menurut posting yang tidak diverifikasi di Twitter, presiden China telah meninggalkan Samarkand sebelum
upacara penutupan resmi, hanya untuk kemudian ditempatkan di bawah tahanan rumah saat mendarat di China pada 16 September.
Presiden Xi Jinping baru-baru ini menghadiri pertemuan puncak para pemimpin Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan, di mana ia mengadakan pembicaraan dengan presiden Rusia Vladimir Putin.
Rentetan Rumor yang Viral
Sebuah situs berita mengutip salah satu ‘News Highland Vision’ yang mengatakan bahwa mantan Presiden China dan Mantan Perdana Menteri China Wen Jiabao, bersama dengan mantan anggota Komite Tetap Song Ping, sekarang mengendalikan Central Guard Bureau (CGB), yang melindungi anggota komite pusat CPC.
Situs itu juga mengabarkan bahwa Xi telah kehilangan wewenang atas Tentara Pembebasan Rakyat China.
Postingan Twitter lainnya mengklaim bandara Beijing telah membatalkan 6.000 penerbangan internasional dan domestik. Selain itu, penjualan tiket untuk kereta api berkecepatan tinggi dan kereta api berkecepatan tinggi itu sendiri telah berhenti.
Cuitan lainnya menggambarkan kendaraan PLA bergerak menuju Beijing pada 22 September. Sementara, salah satu akun twitter, membagikan pergerakan kendaraan militer China menggunakan kereta api di Wuhan pada 24 September 2022.
Beberapa tweet menampilkan gambar dari aplikasi radar penerbangan yang menunjukkan nol aktivitas pesawat
atas Beijing sementara yang lain membalas dengan gambar radar aplikasi dari aktivitas penerbangan normal.
Kebohongan Total
Dalam serangkaian tweet, Drew Thompson, mantan pejabat Departemen Pertahanan AS untuk China, Taiwan dan Mongolia, menggambarkan desas-desus itu sebagai “kebohongan total.”
“Rumor bahwa Xi Jinping telah ditangkap memiliki alasan karena ini adalah momen politik yang sensitif di China, dan pengadilan (dan vonis) baru-baru ini dari pejabat senior yang menjabat lama menciptakan suasana rumah kaca,” tulis Thompson.
“Diskusi terbuka tentang oposisi terhadap Xi membuat desas-desus itu masuk akal. Meskipun kurangnya bukti bahwa Xi menghadapi oposisi internal, spekulasi tetap ada. Ini meningkatkan masuk akal dari rumor, atau harapan bagi sebagian orang, bahwa Xi akan ditangkap,” lanjutnya
Frida Ghitis, kolumnis urusan dunia dan mantan koresponden CNN, juga menepis “rumor liar” yang keluar dari China.
“Media sosial ramai dengan klaim bahwa telah terjadi kudeta di China, bahwa Xi Jinping berada di bawah tahanan rumah. Tetapi tidak ada bukti bahwa ini benar,” tegas Frida Ghitis. [WB]