

WartaBerita.Net | JAKARTA – Koalisi parpol menuju Pilpres 2024 masih dinamis. Saat ini ada kemungkinan 3 sampai 4 paslon yang dapat diusung pada pilpres oleh koalisi yang terbentuk dari kombinasi parpol yang ada di parlemen saat ini.
Peta politik menuju Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 makin terang. Masing-masing partai politik (parpol) terus melakukan komunikasi dan konsolidasi dengan partai politik lainnya untuk membangun kerja sama politik atau koalisi pada Pilpres 2024. Partai Nasdem, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) makin intens.
Dinamika Koalisi Parpol Menuju Pilpres 2024
Mencermati dinamika politik terakhir, kemungkinan Pilpres 2024 akan diikuti oleh lebih dari dua koalisi yang nantinya akan mengusung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Meskipun dalam politik, segala kemungkinan bisa terjadi di masa-masa injury time atau penghujung waktu pendaftaran.
Saat ini telah terbentuk dua koalisi. Pertama, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bentukan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kedua, koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang diinisiasi Partai Gerindra dan PKB. Sinyal koalisi lain yang akan terbentuk adalah koalisi bentukan Nasdem, Demokrat, dan PKS. Masing-masing petinggi partai tersebut sedang melakukan komunikasi untuk membentuk kerja sama politik.
Sementara, PDI Perjuangan (PDIP) sedang melakukan safari politik ke semua parpol yang dilakukan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Meskipun demikian, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri baru-baru ini mengungkapkan partainya mempertimbangkan mengusung sendiri pasangan capres dan cawapres. Pasalnya, PDIP sudah memenuhi presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen kursi di DPR.
Adapun potensi empat poros pada Pilpres 2024, sebagai berikut:
Koalisi Indonesia Bersatu
Partai Golkar, PAN, dan PPP yang tergabung dalam KIB sudah menandatangani nota kesepahaman untuk melakukan kerja sama politik menyosong Pilpres 2024 di Hutan Kota, Senayan, Jakarta pada 4 Juni 2022. Setelahnya, ketiga partai ini terus melakukan konsolidasi hingga tingkat daerah. Nota kesepahaman tersebut menjadi modal awal bagi ketiga partai memperkuat kerja sama demi mencegah politik identitas, memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta bergotong royong membangun bangsa dan menyejahterakan rakyat.

KIB sudah mempunyai tiket untuk mengusung capres dan cawapres. Sebab, total kursi KIB sebanyak 148 kursi atau 25,53 persen kursi. Jumlah ini terdiri dari Golkar 85 kursi (12,31 persen), PAN 44 kursi (6,84 persen), dan PPP 19 (4,52 persen). Jumlah ini jauh dari syarat presidential threshold 20 persen kursi DPR atau 115 kursi.
Hanya saja, tiga partai ini sepakat untuk membahas pasangan capres-cawapres pada bagian akhir proses konsolidasi. KIB juga terbuka untuk mengusung para kader internal dan eksternal untuk menjadi pasangan capres-cawapres. Misalnya, Golkar akan mendorong Ketua Umum Airlangga Hartarto menjadi capres.
Sementara, PAN, melalui forum rapat kerja nasional (rakernas) pada 27 Agustus 2022, telah mengumumkan sembilan nama bakal capres yang akan diusung, yakni Ketua Umum Zulkifli Hasan, Airlangga Hartarto, Suharso Monoarfa (mantan ketua umum PPP), Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, dan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa.
PPP belakangan ini mengalami konflik internal yang berujung pada pemberhentian Suharso Monoarfa dari posisi ketua umum. Muhammad Mardiono ditunjuk menjadi pelaksana tugas (plt) ketua umum. Dalam berbagai kesempatan, Mardiono menegaskan akan tetap dalam KIB, sehingga dinamika internal PPP dinilai tidak akan mengganggu soliditas.
Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya
Gerindra dan PKB resmi berkoalisi setelah dua ketua umumnya, yaitu Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) resmi menandatangani piagam koalisi di Sentul, Jawa Barat pada 13 Agustus 2022. Piagam koalisi tersebut memuat lima hal. Pertama, dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berkesinambungan Gerindra dan PKB bekerja sama dalam Pemilu 2024.

Kedua, kerja sama Gerindra dan PKB didasarkan pada visi bersama agar terjadi percepatan pembangunan untuk Indonesia secara berdaulat, adil, makmur, sejahtera, dan aktif mendorong terciptanya perdamaian dunia. Ketiga, kerja sama Gerindra dan PKB dilatarbelakangi keinginan menyatukan dua kekuatan besar di Indonesia, yakni nasionalis dan religius untuk menghindari polarisasi masyarakat pada Pemilu 2024 dan dapat membuka koalisi dengan partai politik lain atas persetujuan kedua belah pihak.
Keempat, capres dan cawapres yang akan diusung oleh kerja sama politik Gerindra dan PKB akan ditentukan secara bersama-sama oleh Prabowo dan Cak imin. Kelima, kesepakatan kerja sama Gerindra dan PKB ditindaklanjuti dengan kerja politik bersama untuk memenangkan pasangan capres dan cawapres yang disepakati.
Koalisi Gerindra dan PKB juga melampaui persyaratan presidential threshold, karena total kursinya 136 atau 23,65 persen. Gerindra memiliki 78 kursi dan PKB mempunyai 58 kursi di DPR.
Koalisi Gerindra-PKB sudah memiliki dua tokoh sentral untuk dijadikan pasangan capres dan cawapres. Pasalnya, masing-masing partai sudah memutuskan Prabowo dan Cak Imin menjadi bakal capres. Apalagi, elektabilitas Prabowo selalu masuk tiga besar. Hanya saja elektabilitas Cak Imin masih rendah.
Koalisi Gerindra-PKB juga belum memutuskan pasangan capres-cawapres yang akan diusung. Namun, sudah disepakati bahwa pasangan capres-cawapres yang diusung berdasarkan kesempatan Prabowo dan Cak Imin.
Koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS
Ketiga partai ini belum secara resmi mengumumkan koalisi. Namun, dari pernyataan para petinggi partai, menyebutkan Nasdem, Demokrat dan PKS makin intens berkomunikasi untuk mempersiapkan pembentukan koalisi.
Jika tiga partai ini berkoalisi, maka total kursinya sebanyak 163 atau 28,34 persen dengan perincian Nasdem 59 kursi, Demokrat 54 kursi, dan PKS 50 kursi. Total jumlah kursi tersebut jauh melampaui persyaratan presidential threshold.
Terkait capres, Nasdem sudah mengumumkan tiga bakal capres yang akan diusung, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa. Rakernas Nasdem mengamanatkan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh akan memutuskan salah dari tiga nama tersebut untuk diusung.
Sementara, Partai Demokrat melalui forum rapimnas, baru-baru ini, mendorong kader utama berlaga pada Pilpres 2024, baik sebagai capres maupun cawapres. Para kader dalam forum rapimnas bersepakat mengusung Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi capres atau cawapres. Lalu, PKS menyerahkan keputusan soal capres dan cawapres kepada Majelis Syura PKS.
PDI Perjuangan
PDIP merupakan satu-satunya partai politik yang bisa mengusung pasangan capres dan cawapres, tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Perolehan kursi PDIP di DPR sebanyak 128 kursi atau 22,26 persen, jauh di atas angka presidential threshold. Karena itu, Megawati Soekarnoputri baru-baru ini mengatakan pihaknya mempertimbangkan untuk mengusung pasangan capres dan cawapres sendiri.
PDIP juga memiliki kader-kader potensial untuk menjadi capres, seperti Ganjar Pranowo yang selalu masuk dalam tiga besar tokoh dengan elektabilitas tertinggi. Selain itu, Puan Maharani juga digadang-gadang menjadi capres atau cawapres dari PDIP.
PDIP juga sudah memutuskan bahwa penentuan capres-cawapres dan koalisi menjadi hak prerogatif Megawati. Saat ini, Megawati telah menugaskan Puan dan jajaran DPP PDIP melakukan silaturahmi ke pimpinan parpol, termasuk menjajaki kerja sama politik menyongsong Pemilu 2024. Puan sudah mengunjungi Surya Paloh dan Prabowo Subianto. [WB]
(Sumber: BeritaSatu.com)