WartaBerita.Net | DENPASAR – Teknologi face recognition menjadi salah satu andalan Polri dalam mengamankan hajatan besar tahun ini, yaitu KTT G20 yang akan berlangsung di Bali, pada November ini.
Polri mengerahkan segala sumber daya yang dimiliki, baik SDM maupun sumber daya teknologi pengamanan untuk menyukseskan agenda besar bangsa Presidensi G2O yang digelar di Bali. Keberhasilan penyelenggaraan Presidensi G2O di Bali menjadi tolok ukur untuk membangkitkan kepercayaan bahwa Indonesia mampu menyelenggarakan event besar dunia yaitu KTT G20 dengan sukses.
Perangkat teknologi yang digunakan Polri untuk menjamin keamanan pelaksanaan KTT G20 adalah “face recognition”. Teknologi ini bisa dipakai untuk mengidentifikasi wajah seseorang untuk berbagai kepentingan.
Salah satunya adalah proses penyelidikan atau pencarian tersangka dalam suatu kasus. Teknologi telah diakui memiliki tingkat akurasi yang nyaris sempurna yakni 99,97 persen.
Teknologi face recognition ini terkoneksi dengan basis data kepolisian. Jumlah orang yang datang ke lokasi bisa dihitung, termasuk identitasnya.
Teknologi Face Recognition
Berdasarkan informasi yang dilansir perusahaan keamanan siber Kaspersky, teknologi face recognition akan bekerja secara bertahap supaya bisa mengidentifikasi seseorang dengan akurat.
Pertama-tama, kamera yang dibekali dengan teknologi tersebut akan mengidentifikasi wajah target yang diincar. Kemudian, wajah tersebut akan dianalisis secara detail menggunakan teknologi pencitraan 2D atau 3D. Ada beberapa data yang diambil di sini mencakup data bentuk wajah, mata, hidung, dan lain sebagainya.
Nantinya akan disesuaikan dengan data wajah lainnya yang ada di dalam database untuk menentukan hasil akhirnya, sistem lantas menggunakan sebuah algoritma untuk mencocokkan data wajah yang baru saja diambil dengan data wajah yang sudah tersimpan di dalam system. Contoh kasus, dengan face recognition, Polisi China berhasil membekuk pelaku tindak kriminal di lokasi konser musik yang digelar di Nanchang, China pada bulan April 2018.
Penangkapan tersebut dilakukan setelah polisi mengenali wajah pelaku lewat sejumlah kamera yang dipasang di sekitar arena konser. Kamera-kamera tersebut telah dilengkapi teknologi face recognition atau pengenal wajah, sehingga bisa mengenali wajah pelaku di antara 60.000 penonton konser penyanyi Jacky Cheung, salah satu pesohor terkenal di Hong Kong.
Dengan bantuan teknologi yang tingkat akurasinya nyaris sempurna dari teknologi face recognition ini, Polri secara otomatis dapat mendeteksi sekaligus mengantisipasi secara dini setiap pergerakan orang secara cepat dan akurat, khususnya dalam rangka menyukseskan Ops Puri Agung 2022 ini. [WB]